Home| Pendidikan Islam | Sastra Muslim | Dunia Islam | Semiotika | Cross Cultural Understanding

Selasa, 22 November 2011

Mushhaf-Mushaf al-Qur'an Berukuran Jumbo

Al-Qur'an Terbesar di Dunia di Pesantren Parung
       JAKARTA (voa-islam.com) – Tidak seperti lazimnya kitab suci Al-Quran yang berukuran kecil, ringan dan bisa dibawa ke mana-mana. Al-Qur’an yang ada di Pondok Pesantren Al-Ashriyah Nurul Iman Parung ini jauh berbeda. Al-Quran raksasa milik pesantren yang terletak di RT 01 RW 01, Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor ini memiliki ukuran raksasa, panjangnya mencapai 2 meter dan lebarnya 2,8 meter. Selain itu, terbuat dari pelepah pohon pisang bukan terbuat dari kertas. Isinya lengkap seperti ukuran Al-Qur'an lazimnya, yaitu 30 juz, 114 surat dan 6.666 ayat. Disebut terbesar di dunia karena tidak ada lagi negara yang sanggup membuat Al-Qur’an sebesar ini, selain Filipina. Di Pakistan ada Al-Quran panjangnya 2 meter tapi dibuat dengan cetakan.

Minggu, 20 November 2011

Radikalisasi Marak Karena Umat Islam Enggan Mengaji Al-Quran


     Kian maraknya fenomena radikalisasi pemikiran dan gerakan agama serta fenomena dekadensi moral dan karakter bangsa saat ini tidak dapat dipungkiri kembali. Suryadarma Ali, Menag RI, menyatakan, ""Karakter bangsa saat ini mengalami kemerosotan. Sikap amanah, perilaku baik, dan bertanggung jawab perlahan-lahan mulai pudar. Karena itu, anak-anak bangsa harus dididik sejak dini agar ke depan muncul generasi yang benar-benar baik". Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh karena masyarakat muslim, terutama anak-anak dan remaja mulai enggan mengaji dan mengkaji al-Quran di masjid, mushola atau surau. Bermula dari tidak berfungsinya (disfungsi) "rumah-tangga" sebagai pendidikan awal, termasuk pendidikan al-Qur'an, bagi keluarga, terutama anak-anak. Menag kembali mengatakan, ""Peran orang tua untuk menyuruh anaknya untuk mengaji di rumah setelah shalat maghrib sangat penting sekali. Sebab, ketika orang tua berkumpul dan bersama-sama anak di rumah, itu merupakan proses pendidikan karena ada transfer ilmu pengetahuan saat mereka berinteraksi,"