Home| Pendidikan Islam | Sastra Muslim | Dunia Islam | Semiotika | Cross Cultural Understanding

Jumat, 02 Desember 2011

Al-Qur'an di Mata Islamolog:Imitasi Tradisi Pra-Islam?????

Abraham Geiger: Alquran adalah Mimesis Tradisi Pra-Islam
Sebagai sebuah teks, Alquran dapat dipahami dari sejarah bermulanya teks itu dibentuk dan difungsikan. Salah satu kajian yang mendalami konsep tersebut adalah kritis historis. Dari kajian itu, serta dengan dorongan pengetahuan rasional, dapat ditelusuri teks Alquran dan sejarahnya. Konsep seperti itulah yang mendominasi model penelitian para sarjana Barat sejak abad ke-19. Abraham Geiger (1810-1874), misalnya dianggap sebagai sarjana pertama yang menerapkan pendekatan kritik-historis terhadap Alquran. Bahkan, pada 1883, ia menerbitkan sebuah buku yang berjudul 'Was hat Mohammed aus dem Judentum aufgenommen?' (Dirk Hatwig 2009:241).

Selasa, 22 November 2011

Mushhaf-Mushaf al-Qur'an Berukuran Jumbo

Al-Qur'an Terbesar di Dunia di Pesantren Parung
       JAKARTA (voa-islam.com) – Tidak seperti lazimnya kitab suci Al-Quran yang berukuran kecil, ringan dan bisa dibawa ke mana-mana. Al-Qur’an yang ada di Pondok Pesantren Al-Ashriyah Nurul Iman Parung ini jauh berbeda. Al-Quran raksasa milik pesantren yang terletak di RT 01 RW 01, Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor ini memiliki ukuran raksasa, panjangnya mencapai 2 meter dan lebarnya 2,8 meter. Selain itu, terbuat dari pelepah pohon pisang bukan terbuat dari kertas. Isinya lengkap seperti ukuran Al-Qur'an lazimnya, yaitu 30 juz, 114 surat dan 6.666 ayat. Disebut terbesar di dunia karena tidak ada lagi negara yang sanggup membuat Al-Qur’an sebesar ini, selain Filipina. Di Pakistan ada Al-Quran panjangnya 2 meter tapi dibuat dengan cetakan.

Minggu, 20 November 2011

Radikalisasi Marak Karena Umat Islam Enggan Mengaji Al-Quran


     Kian maraknya fenomena radikalisasi pemikiran dan gerakan agama serta fenomena dekadensi moral dan karakter bangsa saat ini tidak dapat dipungkiri kembali. Suryadarma Ali, Menag RI, menyatakan, ""Karakter bangsa saat ini mengalami kemerosotan. Sikap amanah, perilaku baik, dan bertanggung jawab perlahan-lahan mulai pudar. Karena itu, anak-anak bangsa harus dididik sejak dini agar ke depan muncul generasi yang benar-benar baik". Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh karena masyarakat muslim, terutama anak-anak dan remaja mulai enggan mengaji dan mengkaji al-Quran di masjid, mushola atau surau. Bermula dari tidak berfungsinya (disfungsi) "rumah-tangga" sebagai pendidikan awal, termasuk pendidikan al-Qur'an, bagi keluarga, terutama anak-anak. Menag kembali mengatakan, ""Peran orang tua untuk menyuruh anaknya untuk mengaji di rumah setelah shalat maghrib sangat penting sekali. Sebab, ketika orang tua berkumpul dan bersama-sama anak di rumah, itu merupakan proses pendidikan karena ada transfer ilmu pengetahuan saat mereka berinteraksi,"

Rabu, 07 September 2011

Mushaf Cirebon: Kado Istimewa Islam Lokal Untuk Muslim Sedunia


By: DR. KH. Affandi Mochtar, MA.

Dzakara al-Syaykh al-Imâm Abu Muhammad bin ‘Abd-i al-Salâm fî kitâbih-i al-Qawâ’id, anna al-bida’ ‘ala khamsati aqsâm: wâjibah, wa muharramah, wa makrûhah, wa mustahabbah, wa mubâhah. Wa qawluh-u wâjibah, wa min amtsilatihâ tadwîn al-Qur`ân wa al-syarâ`i’ idzâ khîfa ‘alayh-i al-dhaya’...,”. [Al-‘Allamah Abu Bakar al-Sayid al-Bakri bin al-Sayyid Muhammad Syatha al-Dimyathi, I’ânah al-Thâlibîn].


Sekilas Sejarah Kodifikasi al-Qur`an
Al-QUR`AN adalah kitab suci umat Muslim sedunia, Muslim Arab dan non-Arab(‘ajam). Keberadaannya merupakan penunjuk jalan (hud-an) umat Muslim dalam meraih keselamatan, kesuksesan, dan kebahagiaan dunia-akhirat (al-sa’adah fî al-dârayn). Dan bahasa al-Qur`an yang masih gelobal telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad baik dengan ucapan verbal maupun dengan praktik aplikatif. Di samping, karakteristik bahasa al-Qur`an yang gelobal mengandung ambiguitas makna yang tanpa batas, yang diperbolehkan bagi umat Muslim yang kompeten menafsiri atau mentakwil sehingga menghasilkan reproduksi makna yang kaya.

Sabtu, 23 April 2011

Kartini: Kekaguman pada Islam dan al-Qur'an


 

RA Kartini pun Menolak Masuk Kristen & Menentang Politik Kristenisasi
(voa-islam) – Menarik apa yang ditulis sejarawan Muslim Indonesia Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya Api Sejarah tentang penolakan Raden Ajeng (RA) Kartini terhadap politik Kristenisasi di Tanah Jawa. Tak banyak buku sejarah yang mengungkap hal ini. Boleh jadi, pihak Barat dan kaum sekuler sengaja menutup-nutupi fakta sejarah ini. Setidaknya ini membuka cakrawala baru bagi penikmat sejarah. Siapa nyana, RA Kartini pernah menolak ajakan sahabat penanya Ny. Van Kol --  asal Belanda itu -- untuk memeluk agama Kristen. Bagi Kartini, beragama Kristen sangat merendahkan derajatnya. Ini, bukti, Kartini memiliki ketauhidan (Islam) yang sangat kokoh, ketika itu.

Jumat, 22 April 2011

MAKNA STUDI AL-QUR'AN

     Al-Qur'an merupakan "kalam Allah" dan "kitab suci" bagi umat Islam. Ia diyakini diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw. melalui malak jibril dan berfungsi sebagai petujuk kepada jalan yang diridhai oleh Allah. Dari dulu hingga kini, al-Qur'an tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat muslim, baik ia sebagai teks sendiri, bagian dari pemahaman muslim, dan bagian dari pengalaman [pengamalan] muslim.
    Berkaitan dengan hal tersebut, banyak aspek yang terkait dengan dimensi-dimensi al-Qur'an dan hubungannya dengan manusia. Dimensi-dimensi itulah yang kemudian perlu dipelajari, dipahami, dan dikaji. Proses inilah yang kemudian diberi tajuk "Studi al-Qur'an". Di lihat dari obbjek dan wilayah kajiannya, studi al-Qur'an memiliki makna yang luas, yakni: